Tanggul Sungai Aceh Tamiang Bergeser Sepuluh Meter Akibat Banjir

Editor: Syarkawi author photo

 Tanggul Sungai Aceh Tamiang Bergeser Sepuluh Meter Akibat Banjir

Aceh Tamiang  – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang telah selesai meremajakan dan memperbaiki tanggul sungai jebol sepanjang 350 meter di Desa Gelung, Kecamatan Seruway, akibat banjir pada 25 Desember 2023.

Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra menyebut, terjadi pergeseran tanggul sekitar sepuluh meter akibat erosi. Karena itu, perbaikan harus dijauhkan dari bibir sungai karena sebagian tanggul sudah jatuh ke sungai dan jebol.

“Jadi kerja hari ini berakhir dengan perkiraan kita hanya 50 meter, tapi hari ini kita mampu memperbaiki tanggul sepanjang 350 meter,” kata Asra usai kegiatan penanaman rumput vetiver bersama Forkopimda di Desa Gelung.

Asra menyadari upaya penanganan darurat tanggul itu bersifat sementara, dan tidak bisa menyelesaikan semua permasalahan banjir. Di sisi lain masyarakat jugq meminta ganti rugi jika tanahnya terkena perbaikan tanggul.

Karena itu, diperlukan musyawarah tingkat desa dan kecamatan untuk membuat kesepakan dengan masyarakat agar tidak menuntut ganti rugi demi kepentingan umum.

“Sebab Pemda Aceh Tamiang memiliki keterbatasan anggaran terkait penanganan DAS ini. Tapi kalau memang masyarakat tidak minta ganti rugi untuk pergeseran tangg ini kita siap turunkan lagi alat berat di Gelung ini,” ungkapnya.

Asra menceritakan, pada saat peristiwa banjir akhir tahun 2023 lalu, Desa Gelung merupakan satu-satunya kampung di Kecamatan Seruway yang sempat tenggelam lama akibat tanggul jebol.

Begitu air surut BPBD langsung membawa excavator untuk memperbaiki tanggul secara darurat. Setelah di atasnya ditanami rumput vetiver untuk penghijauan.

“Harus kita tanam ini buat penghijauan sekaligus sebagai antisipasi erosi bila musim hujan banjir datang lagi,” ujarnya.

Menurut Asra, rumput vetiver sangat efektif untuk mencegah tebing tanggul longsor.

“Mudah-mudahan tanggul ini bisa mengamankan Desa Gelung dari bencana banjir,” harapnya.

Kemudian, Asra berpesan, kepada datok penghulu dan perangkatnya untuk merawat rumput vetiver yang sudah ditanam dengan baik sebagai penahan dari erosi.

Dalam dua pekan sekali, Asra akan turun sendiri memantau pertumbuhan rumput vetiver di Gelung tersebut.

“Jika cuaca kemarau tolong datok dan masyarakat menyiramnya dengan rutin, kalau sudah besar tidak perlu disiram lagi. Seperti yang sudah kita tanam di tanggul Marlempang, Kecamatan Bendahara kini rumputnya sudah tinggi menjadi penahan alami,” imbuhnya.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitas dan Rekonstruksi (RR) BPBD Aceh Tamiang, Fachruddin menjelaskan, pertumbuhan rumput vetiver sebangsa serai sangat cepat. Masa tanam selama dua minggu sudah menunjukan tanda daun rimbun dan dua bulan sudah fiks (memperbaiki) kontur tanah. Bahkan kalau usia rumput sudah tua dapat menggempalkan tanah.

“Fungsinya vetiver akarnya mengikat tanah sedalam 1-5 meter, sehingga tanah tidak gampang tergerus air. Intinya tanaman rumput ini akarnya untuk pengaman,” jelasnya. (red/habaaceh)

Share:
Komentar

Berita Terkini