Aceh-Sumatera Utara Bersatu Demi Kejayaan! Proyek Jalan Sibanceh Dan Ketupat, Satu-satunya Jalan Tol Pakai Konstruksi Digital Bisa Pangkas Waktu

Editor: Syarkawi author photo



Banda Aceh PT Hutama Karya siap menyelesaikan pembangunan dua ruas Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) yakni Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) maupun Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (Kutepat).

Dalam APBNP Tahun 2015 telah dialokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT. HK sebesar Rp3,6 Triliun1 yang digunakan untuk pembangunan JTTS2.

Nilai PMN ditambah secara bertahap yaitu sebesar Rp2 Triliun (2016), Rp10,5 Triliun (2019), Rp11 Triliun (2020)3 dan ditahun 2021 direncanakan PT. HK akan memperoleh tambahan PMN sebesar Rp6,2 Triliun4.

Total Rp33,3 Triliun telah dan akan disuntikkan negara kepada ekuitas PT. HK sehingga dapat menjalankan penugasan untuk membangun JTTS.

Dari sini tergambar bahwa DJKN memiliki kontribusi yang tidak kecil yaitu sebagai enabler sebagian modal yang digunakan oleh PT. HK untuk membangun JTTS.

Selain melalui PMN yang disuntikkan kepada PT. HK, DJKN juga berkontribusi melalui alokasi Pendanaan Pengadaan Tanah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dialokasikan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN-red).

Sesuai amanat dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 j.o Perpres Nomor 58 tahun 2017, JTTS termasuk dalam PSN, dan pendanaan pengadaan lahannya dianggarkan melalui Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN-red) Pengelolaan Investasi Pemerintah, dalam hal ini melalui BLU LMAN.

Sejak tahun 2016 hingga 2020 alokasi Pendanaan Pengadaan Tanah PSN mencapai Rp91,3 Triliun3, tidak seluruhnya untuk pembebasan tanah JTTS namun juga untuk PSN di tempat lain di seluruh Indonesia.

Kontribusi lain dari unit DJKN adalah melalui persetujuan Pengelola Barang (dhi KPKNL Banda Aceh) atas tanah satuan kerja yang terkena pembebasan tanah untuk keperluan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh.

Kontribusi pengelola aset tidak berupa dana atau materi tetapi lebih kepada proses alih status tanah dari satuan kerja kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR-red) untuk digunakan sebagai lahan pembangunan jalan tol.

Hal ini sejalan dengan optimalisasi pendayagunaan BMN agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi negara, serta manfaat sosial bagi masyarakat.

PT Hutama Karya (Persero) akan menyelesaikan pembangunan dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yakni Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) maupun Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (Kutepat).

Untuk Tol Sibanceh Seksi 1 Padang Tiji-Seulimeum progresnya kini 86,89 persen, serta Tol Kutepat Seksi 2 (Indrapura-Kuala Tanjung), Seksi 3 (Tebing Tinggi-Serbelawan) dan Seksi 4 (Serbelawan-Pematang Siantar) segmen Serbelawan-Sinaksak.

Ketiga seksi Tol Kutepat tersebut ditargetkan beroperasional Oktober 2024. Adapun sebelumnya, Seksi 1 (Tebing Tinggi-Indrapura) telah beroperasi sejak 10 November 2023.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya Adjib Al Hakim mengungkapkan, perseroan optimistis dapat menyelesaikan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sesuai target yang telah direncanakan guna mewujudkan pemerataan pengembangan infrastruktur di berbagai wilayah.

Untuk memastikan proyek-proyek tersebut rampung tepat waktu, Hutama Karya melakukan sejumlah strategi percepatan demi memastikan kebutuhan sumber daya,” tambahnya.

Kemudian, material dan alat terpenuhi, mengontrol dan mengevaluasi target secara intens agar perencanaan dapat tercapai sesuai jadwal, melakukan koordinasi efektif dan berkala dengan stakeholders yang terlibat agar membantu kelancaran pekerjaan.

Ini termasuk berkoordinasi terhadap percepatan lahan yang masih berproses dengan didukung penggunaan digital construction (konstruksi digital).

Adjib menjelaskan, kehadiran proyek-proyek ini nantinya akan memberikan sejumlah manfaat di antaranya meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah.

Lalu, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta menyediakan air baku dan irigasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Ruas jalan tol ini punya konstruksi dengan bentang sejauh 513 Km. Sebagai tambahan, ruas jalan tol Banda Aceh-Medan dibagi dalam 5 tol, yakni tol Banda Aceh-Sigli, Sigli-Lhokseumaw, Lhokseumawe-Langsa, Langsa-Binjai dan Binjai-Medan. Dengan hadirnya ruas jalan tol tersebut, maka mobilitas masyarakat akan semakin mudah.

Hal ini disampaikan oleh anggota DPR RI Fraksi PKB Daerah Pilihan Aceh II, H. Ruslan M. Daud. Ruslan menyebutkan, kalau waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Medan maupun sebaliknya melewati jalan nasional bisa mencapai 10-12 jam.

“Namun dengan kehadiran ruas jalan tol Banda Aceh-Medan, jarak tempuhnya bisa dipangkas jadi sekitar 5-6 jam saja,” ujarnya.

Menurutnya, mobilitas yang semakin cepat antara dua wilayah ini jelas akan memberikan dampak di sektor perekonomian.

Seperti berkurangnya biaya logistik di kawasan-kawasan produktif hingga meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terjadi, khususnya di wilayah yang dilewati ruas tol Banda Aceh-Medan***

Share:
Komentar

Berita Terkini