Banda Aceh – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengaku sudah turun ke Mesidah untuk memantau keberadaan harimau Sumatra bersama mitra dari kementerian. Tim juga disebut sudah berkoordinasi dengan aparat di lokasi terjadinya konflik satwa liar dan manusia tersebut.
“Teman-teman dan mitra kementerian sudah di lokasi dan berkoordinasi dengan aparat lokal (setempat), terkonfirmasi lokasi kejadian di kawasan hutan produksi wilayah KPH III,” kata Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, Kamis (13/6).
Dia mengatakan perlu sosialisasi kepada masyarakat agar tidak beraktivitas dalam kawasan hutan produksi, seiring masih berkeliarannya harimau Sumatra.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) wilayah III, Fajri, saat dikonfirmasi mengaku sejak Rabu (12/6), sudah berada di Rusip untuk mengukur wilayah hotan sosial dan hutan penggembalaan.
“Terkait harimau saya belum tahu, sebab saya baru dari Tamiang, kalau terkait harimau belum ada laporan dari anggota di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pj Sekda Bener Meriah mengaku sudah menerjunkan tim yang didampingi Asisten I dan KPH untuk memonitoring lahan peruweren (perkandangan) Blang Paku selama tiga hari. Dia juga sudah meminta Asisten II untuk melaporkan kepada BKSDA terkait keberadaan ancaman konflik satwa liar yang dilindungi tersebut dengan manusia.
“Semoga segera turun untuk mencegah terjadinya korban ternak warga,” kata Pj Sekda Bener Meriah, Khairmansyah kepada HabaAceh.id, Kamis (13/6).
Terkait konflik satwa liar dengan manusia itu pertama kali dilaporkan Reje Kampung Perumpakan Benjadi, Hilwan pada Selasa (11/6) lalu. Dia menduga harimau Sumatra telah memangsa puluhan ternak warga di Kecamatan Mesidah, meskipun tidak tahu persis jumlah yang dimangsa.
Berdasarkan laporan yang diterima Hilwan, sekitar sepuluh ekor lebih ternak milik warga Kampung Cemparam Lama, Simpur, Hakim Putri Pintu yang ada di Kecamatan Mesidah telah menjadi mangsa. Jumlah tersebut belum termasuk hewan ternak yang ada di lokasi Peruweren (Perkandangan) Blang Paku.(habaaceh/red)