Eks TNA: Aceh Butuh Pemimpin Selevel Kemampuan dan Pengalaman Nazar SIRA

Editor: Syarkawi author photo


Idi - “Dulu periode pertama masa Wagub Muhammad Nazar sudah bagus, sudah mulai ada rintisan program pembangunan yang hebat, tapi setelah berganti kepemimpinan dari Irwandi-Nazar Aceh mulai menurun dan cukup kacau balau pembangunannnya. 

Bahkan sumber daya alam terkuras begitu saja oleh luar dan maupun agen-agen mereka dari orang Aceh sendiri.

“Jadi tanyoe Aceh butuh kemampuan dan pengalaman pemimpin selevel H. Muhammad Nazar SIRA jika ingin memperbaiki dan memajukan kembali Aceh,” ungkap Apaki tegas yang ikut diaminkan puluhan mantan kombatan GAM lainnya yang datang dari kawasan wilayah Peureulak. 

Apaki adalah pejuang GAM yang pernah ditahan dan dipenjarakan di Thailand selama bertahun-tahun dan kemudian bebas beberapa tahun lalu serta kembali ke Aceh.

Sementara Calon Gubernur Aceh, H. Muhammad Nazar, S. Ag dalam pertemuan dengan eks Tentra Neugara Aceh (TNA) Wilayah Peureulak, Jum’at malam, 20 Juni 2024 di Gampong Musa, Peureulak, Aceh Timur, mengatakan akan melaksanakan semua komitmen dengan mantan TNA itu.

Dalam pertemuan yang diikuti puluhan eks TNA dari berbagai sagoe dan daerah itu, Mantan Wagub Aceh, berjanji akan mengembalikan marwah atau bargaining position (nilai tawar) Aceh ketika berhadapan dengan Jakarta.

“Kita akan melanjutkan program pemberdayaan ekonomi dan pendidikan secara besar-besaran, pemberdayaan ekonomi mantan kombatan akan menjadi prioritas dan bidang pendidikan baik umum, maupun pendidikan Dayah adalah program unggulan kedepan”, kata tokoh referendum Aceh itu.

Aceh memerlukan pemimpin yang berani dan iklas guna mengantisipasi situasi geopolitik lokal, regional bahkan global yang makin tak menentu akibat perang di Palestina dan Ukraina yang berdampak pada sektor ekonomi, kata Muhammad Nazar.

Penemuan Cadangan Gas Alam Baru dan Sangat Besar di berbagai kawasan di Aceh, terutama di Laut Andaman, Pidie Jaya dan Bireun, bisa menjadi rahmat, sekaligus petaka bagi Aceh, bila pemimpin tidak mampu memahami dan mengelalo berbagai kepentingan ekonomi dan politik dalam sumber daya alam itu, kata Muhammad Nazar.

“Kita berharap sejarah seperti penemuan Gas Alam di Aceh Utara atau PT Arun, tahun 1976 lalu yang tidak bisa dinikmati rakyat, tapi justru menimbulkan korban rakyat yang besar akibat konflik yang sepertinya sengaja diciptakan dan dipelihara”, tandas tokoh perjuangan sipil Aceh itu.

Penemuan cadangan gas alam baru yang disebut - sebut terbesar di dunia itu, harus mempu memakmurkan Aceh, tidak seperti 12 tahun terakhir menjadi propinsi termiskin di Sumatera dengan angka pengangguran yang sangat tinggi, tambah Muhammad Nazar.

Muhammad Nazar selain ‘Dipeusijuk’ Tokoh Agama Idi, di Gampong Matang Neuheun, Kecamatan Nurussalam, juga menyampaikan Khutbah Jum’at di Mesjid Al - Taqarrub, Julok Tunong, Kecamatan Julok, Aceh Timur.

Kecuali itu juga melakukan kunjungan ke Dayah BTM, Alm. Tgk Ahmad Dewi, juga melakukan pertemuan dengan berbagai simpul relawan, termasuk di Kota Langsa.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini