Yuuk... Deteksi Dini Kankes Serviks

Editor: Syarkawi author photo

 


Banda Aceh - Sebagai penyakit kanker keempat terbanyak di kalangan perempuan di seluruh dunia, Kanker serviks adalah sel-sel kanker yang tumbuh pada leher rahim, sehingga juga dikenal dengan nama kanker leher rahim. Kanker ini biasanya baru menunjukkan gejala ketika memasuki stadium lanjut. Sehingga sangat penting bagi perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.

Di Indonesia sendiri, kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling ditakuti dan banyak terjadi pada perempuan selain kanker payudara. 

Penyebab Kanker Serviks

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV atau Human Papilloma Virus. Infeksi dimulai ketika sel-sel tidak normal tumbuh di leher rahim dan   jika tidak ditangani dengan baik, lambat laun sel-sel tidak normal ini akan berkembang sehingga membentuk tumor ganas yang menjadi penyebab kanker serviks.

Selain itu, terdapat berbagai faktor risiko yang membuat perempuan rentan terkena kanker serviks, yaitu

  • Riwayat infeksi penyakit seksual menular
  • Mulai melakukan hubungan seksual pada usia yang sangat muda.
  • Faktor keturunan atau riwayat keluarga dengan kanker serviks
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Kebiasaan merokok
  • Pola makan tidak sehat, seperti kurangnya konsumsi buah dan sayuran
  • Obesitas atau berat badan berlebih
  • Terlalu sering hamil atau hamil dan melahirkan di usia sangat muda

 

Gejala Kanker Serviks

Penting bagi perempuan untuk mengenali gejala kanker serviks pada stadium awal, karena kanker serviks atau leher rahim bisa disembuhkan jika terdeteksi sejak tahap awal. Kenali gejala-gejala awal kanker serviks berikut ini agar dapat melakukan deteksi sejak dini.

1.    Pendarahan pada Vagina

Jangan abaikan pendarahan yang terjadi pada vagina saat sedang tidak menstruasi, berhubungan intim, atau sudah menopause. Walau demikian, pendarahan bisa juga terjadi saat menstruasi, yang menyebabkan darah keluar lebih banyak dari biasanya.

2.    Keputihan yang Berbeda dari Biasanya

Waspadalah jika keputihan yang keluar berwarna atau bercampur darah, berbau tidak sedap, dan menyebabkan gatal.

3.    Nyeri yang Tidak Mereda

Nyeri pada panggul saat berhubungan intim bisa jadi merupakan gejala awal kanker serviks. 

4.    Tubuh Mudah Lelah

Pendarahan yang tidak normal pada vagina menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga mudah lelah meskipun sudah cukup beristirahat.

5.    Sering Buang Air Kecil

Sel-sel kanker yang tumbuh di leher rahim bisa menyebar ke kandung kemih, sehingga menyebabkan penderita sering buang air kecil.

 Jika kanker sudah memasuki stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lainnya juga bisa menimbulkan berbagai keluhan berikut ini.

1.    Nafsu Makan Hilang

Hilangnya nafsu makan lambat laun akan menyebabkan berat badan menurun.

2.    Darah pada Urin dan BAB

Darah ditemukan pada urin atau keluar saat buang air besar.

3.    Perut Membesar

Sel kanker yang membesar dan berkembang bisa memicu benjolan pada perut, yang membuat perut terlihat membesar.

4.    Gangguan Fisik

Keluhan lainnya berupa mual dan muntah, kejang atau diare.

 

Cara Deteksi Kanker Serviks

Segera periksakan diri anada jika mengalami gejala-gejala seperti di atas. Pemeriksaan kanker serviks bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

  1. Pemeriksaan Pap Smear
    Deteksi kanker serviks dengan cara mengambil sampel sel dari leher rahim di ujung vagina untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kanker tahap awal.
  2. Tes HPV
    Tujuannya untuk mendeteksi ada tidaknya virus HPV (Human Papillomavirus) pada leher rahim. Analisa bisa dilakukan dengan menggunakan sampel yang sama dengan tes Pap atau mengambil sampel kedua.
  3. Biopsi
    Jika pada deteksi awal kanker serviks ditemukan tanda-tanda mencurigakan, dokter bisa melanjutkan pengambilan sampel kecil jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
  4. Skrining dengan IVA
    Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan pemeriksaan dengan cara mengoleskan langsung asam asetat atau cuka dapur encer pada leher rahim. Bercak putih akan terlihat setelah 1 menit jika ada sel-sel kanker pada leher rahim. 

Pencegahan Kanker Serviks

Salah satu upaya pencegahan kanker serviks adalah dengan melakukan Vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV adalah vaksin yang diberikan kepada perempuan mulai usia 9-26 tahun untuk mengurangi resiko terinfeksi virus HPV yanbg merupakan penyebab utama kanker serviks. Pemberian Vaksin akan lebih efektif jika diberikan sebelum mulai berhubungan seksual untuk pertama kalinya 

Adapun faktor-faktor risiko yang harus dihindari agar terhindar dari kanker serviks antara lain:

1.    Perilaku Seksual Berisiko

Virus HPV bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Hindari berhubungan seksual pada usia terlalu muda, yaitu di bawah 20 tahun dan berganti-ganti pasangan. 

2.    Kebiasaan Merokok

Merokok dan terpapar asap rokok bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat perempuan rentan terhadap infeksi virus HPV.

3.    Pola Hidup Tidak Sehat

Pola makan sehat dan rutin berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terinfeksi virus HPV. Selain itu, mulailah mengelola stress dengan baik serta beristirahat cukup.

4.    Kurangnya Kebersihan Vagina

Jaga kebersihan vagina setiap saat. Basuh dengan air setelah buang air besar dan kecil, lalu keringkan segera setelah dibersihkan. Gunakan pakaian dalam berbahan nyaman dan tidak ketat.

Selan hal-hal di atas, lanjutkan pemeriksaan Pap Smear secara rutin untuk deteksi kanker serviks sejak dini, terutama bagi wanita yang sudah menikah.

Pengobatan Kanker Serviks

Kanker serviks bisa diobati. Berikut adalah pengobatan yang biasa dilakukan pada penderita kanker serviks.

1.    Radioterapi

Metode ini menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel-sel kanker. Bisa dilakukan sebelum dan sesudah operasi, atau bersamaan dengan kemoterapi.

2.    Kemoterapi

Menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel kanker, terutama pada penderita stadium lanjut atau ketika sel-sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. 

3.    Operasi

Melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi, biasanya dilakukan pada penderita yang masih belum stadium lanjut. Pilihan operasinya pun tergantung pada ukuran kanker, stadium dan keinginan penderita untuk hamil di masa akan datang.

 

Source :https://ayosehat.kemkes.go.id/deteksi-kanker-serviks

Share:
Komentar

Berita Terkini