Kadistanbun : Petani Aceh Lebih Lebih Sejahtera Dari Petani Sumut

Editor: Syarkawi author photo

 

Banda Aceh - Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP menyatakan, berdasarkan data terbaru yang diterbitkan BPS Aceh 1 Juli 2024, terkait nilai tukar petani (NTP), rupanya petani di Aceh jauh lebih sejahtera dibandingkan dari petani di Sumut.

 “Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan dan beberapa daerah di Provinsi Aceh yang dilakukan BPS Aceh, nilai tukar petani (NTP) di Aceh, pada Juni 2024 lalu tumbuh sebesar 2,38 persen dari 116,14 menjadi 118,91. Sementara provinsi tetangga kita, Sumut hanya tumbuh sebesar 0,83 persen,” ungkap Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, Selasa (2/7/2024) menanggapi data Nilai Tukar Petani (NTP) terbaru yang dikeluarkan BPS Aceh, 1 Juli 2024 kemarin.

Cut Huzaimah menyebutkan, pertumbuhan NTP yang paling tinggi dari lima sub sektor pertanian adalah subsektor perkebunan mencapai 4,16 persen, kemudiandiikuti NTP sub sektor perikanan sebesar 1,87 persen,sub sektor hortikultura 1,68 persen, peternakan 1,17persen, dan sub sektor tanaman pangan sebesar 0,74persen.

NTP sub sektor perkebunan Juni 2024 lalu tumbuhcukup besar, menurut Huzaimah, disebabkan pengaruhkenaikan harga komoditi kopi, sawit, coklat, rempah-rempah dan lainnya, di pasar lokal, nasional maupun dipasaran dunia. Contohnya sawit, harga TBS saat inimencapai Rp2.400/Kg.

"Begitu juga dengan petani padi, bawang merah, cabaimerah. Harga komoditi itu sepanjang tahun 2024 ini,terus bergerak naik," jelasnya.

Harga gabah dari Rp5.500/Kg naik menjadi Rp5.600 -Rp7.000/Kg. Cabai merah dan bawang merah harganyaselalu berada pada angka ekonomisnya yaitu Rp40.000 -Rp60.000/Kg.

“Baru pada bulan Juli ini, setalah di Kecamatan SimpangTiga, Pidie, panen bawang merah seluas 50 hektar, dandi Gayo cabai merah, harga bawang merah dan cabaimerah lokal dari Pidie, Pijay dan Gayo, berangsur turunRp40.000 - Rp35.000/Kg,” tutur Cut Huzaimah.

Pertumbuhan NTP di sub sektor pertanian tersebut,tegas Cut Huzaimah, berkat kerja keras dari jajaranDistanbun Aceh, bersama Distanbun Kabupaten/Kotadan kelompok tani di daerah, serta dinas tehnis lainnya.

Kenaikan produksi gabah pada bulan Maret 2024 lalu,kata Cut Huzaimah, berkat kerja keras bidang produksi dan bidang lainnya, dalam peningkatan produksi padi. Antara lain penyaluran pupuk subsidi tepat waktu dan lainnya.

Dalam menghadapi mitigasi musim kemarau panjang diAceh, kata Cut Huzaimah, Pj Gubernur Aceh, BustamiHamzah, dalam setiap rapat mitigasi bencana alamkemarau panjang di Aceh, ia selalu mengingatkan dinasteknis untuk segera melaksanakan strategi yang sudahdibuat, secepatnya dan tepat waktu. Kecuali itu, awasiancaman kebakaran lahan.

Cut Huzaimah menambahkan, program pompanisasidilaksanakan segera. Pemerintah Aceh melalui BPBA,Distanbun Aceh, serta lembaga teknis lainnya, sudahmenyiapkan 560 unit pompa. Program irigasipompanisasi, mengoptimalkan sawah rawa seluas 11.500hektar tanam padi dan tanaman bahan pangan lainnya,tanam padi gogo di ladang seluas 25.000 hektar diberbagai daerah.

Distanbun Aceh, kata Cut Huzaimah, bersama DinasPengairan Aceh dan lembaga teknis lainnya, dalammenghadapi musim panas ini, terus berkoordinasi danmemfokuskan kegiatannya pada peningkatan produksikomoditi pangan, antara lain beras, untuk ketahananpangan lokal dan nasional.

Target tanaman padi bulanan, yang sudah dibuatkabupaten/kota, kata Cut Huzaimah, diharapkan bisaterealisasi 75 - 90 persen.

"Petani yang lahan sawahnya, jauh dari sumber airirigasi, kita ingatkan tidak memaksa tanaman padi. Caritanaman pangan lainnya, yang tahan udara/suhu panasdan tidak membutuh banyak air, seperti tanamanbawang merah dan cabai merah," sarannya.

Komoditi bahan pangan yang pengaruhnya sangat besarterhadap pembentukan angka inflasi yang tinggi, kataCut Huzaimah, produksinya perlu terus ditingkatkansecara berkelanjutan, dengan berbagai cara.

“Ini sangat penting kita lakukan, agar produksi bulanannya mampu memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen, sehingga angka inflasi bulanan terkendali, harga kebutuhan pokoknya terjangkau oleh Masyarakat berpenghasilan rendah,” tutur Cut Huzaimah. []

Share:
Komentar

Berita Terkini