Tahun Baru Hijriah: Menuju Kehidupan yang Lebih Bermakna

Editor: Syarkawi author photo

 

Meuligoeaceh.com - Kita telah berada di awal tahun baru Hijriah Muharram 1446 H. Mengawali tahun baru Islam ini, mari kita rencanakan sesuatu yang terbaik untuk menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Waktu yang telah berlalu tidak bisa kita kembalikan, waktu di masa mendatang juga belum tentu kita sampai pada tujuan yang kita inginkan, semakin hari kita jalani, kematian semakin dekat dengan kita. Di sisi lain, dalam kehidupan seorang muslim, kita dituntut untuk meraih cita-cita yang kita inginkan, kita diminta untuk mencari kehidupan dunia dan juga tidak melupakan harapan hari akhirat. Islam bukan hanya agama yang sebatas meminta penganutnya untuk beribadah saja, tetapi juga dituntut untuk memperhatikan kehidupan dunia. Nabi Muhammad sebagai sosok yang harus kita ikuti, bagaimana dia berusaha menjadi pedagang sebelum kenabian, dia menjadi pimpinan politik dan pemerintahan dalam Islam. Ajarannya selalu seimbang antara dunia dan akhirat, sehingga Ali ra. mengungkapkan kata-kata bijak yang memberi semangat kepada kita:

”Bekerjalah untuk mencapai cita-citamu di dunia, seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Dan kerjakan untuk akhiratmu, seakan-akan besok hari kamu akan mati”

Dalam sejarah Islam, kita lihat para ulama dahulu telah benar-benar mempraktikkan ajaran ini, sejarah kegemilangan umat Islam zaman dulu telah menjadi bukti bahwa Islam bukan sekedar agama yang fokus pada praktik ibadah, tapi juga meminta kita untuk menguasai pengetahuan. Kita telah menyimak betapa unggulnya orang-orang terdahulu, banyak ilmuan muncul dari kalangan muslim, bahkan sampai beberapa abad, Eropa harus tunduk di bawah kekuasaan Islam.

Tahun Baru Hijriah

Pergantian tahun adalah momen yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, sekaligus menyusun rencana-rencana untuk tahun yang akan datang. Rasulullah Saw. mengajarkan kita untuk selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, sebagaimana sabdanya:

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al-Hakim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa waktu adalah amanah yang harus kita kelola dengan bijaksana. Maka dari itu, perencanaan awal tahun menjadi sangat penting agar kita dapat menjalani kehidupan ini dengan lebih terarah dan bermakna.

Evaluasi Diri

Dalam merencanakan awal tahun, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, mulailah dengan mengevaluasi diri. Tanyakan pada diri kita sendiri, apa yang sudah kita capai pada tahun lalu? Apakah ada target yang belum tercapai? Apa kekurangan dan kelebihan yang kita miliki? Dengan melakukan evaluasi, kita bisa mengetahui apa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan di masa yang akan datang.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Hasyr ayat 18: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk selalu melakukan introspeksi dan perencanaan untuk masa depan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam konteks dunia, perencanaan awal tahun menjadi momen penting untuk menetapkan tujuan dan strategi dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam sebuah hadis, Nabi pernah memberikan nasehat yang sangat penting bagi kita, beliau bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Orang yang cerdas adalah yang mampu mengevaluasi diri dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, tidak menuruti hawa nafsunya, tetapi melakukan sesuatu secara professional dan sesuai dengan kebutuhannya.

Umar bin Khattab juga pernah menasehati para sahabatnya dengan ucapan: “Evaluasilah dirimu sebelum kau dievaluasi, timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang, karena hal itu akan memudahkan hisabmu kelak.”

Menetapkan Tujuan

Tetapkanlah tujuan yang ingin kita capai di tahun baru. Tujuan ini bisa berupa tujuan pribadi, keluarga, karir, atau bahkan ibadah. Pastikan tujuan-tujuan tersebut realistis dan dapat diukur, sehingga kita bisa mengevaluasi pencapaiannya di akhir tahun.

Nabi Muhammad telah memberikan rambu-rambu yang umum dalam kehidpuan, beliau menegaskan bahwa barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, dia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, dia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, dia adalah orang yang celaka.

Nabi mengajarkan kita untuk selalu menetapkan tujuan hidup yang lebih baik dari hari ke hari, dan berusaha keras untuk mencapainya. Dengan melakukan sesuai yang lebih baik dari tahun-tahun yang telah kita lewati, kita akan menjadi orang yang beruntung, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

Menyusun Rencana

Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan ujian dan tanggung jawab. Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk tidak hanya mengandalkan kebetulan atau keadaan semata, tetapi juga untuk menyusun rencana yang baik dalam menjalani kehidupan ini. Rasulullah saw. telah memberikan petunjuk yang jelas mengenai pentingnya perencanaan dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: “Persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan sebisa-bisanya.”

Ayat ini berbicara tentang persiapan perang pada masa dulu, tapi juga dapat diperluas maknanya bahwa kita sebagai umat Islam harus siap secara fisik, mental, dan spiritual untuk menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan. Persiapan ini mencakup perencanaan yang matang dalam segala hal, baik pendidikan, pekerjaan, bahkan ibadah dan amal saleh lainnya.

Kita harus ingat bahwa Allah tidak akan merubah nasib kita, kecuali kita sendiri yang akan merubahnya. Allah hanya memberikan kemampuan dan kekuatan kepada kita, tinggal kita mengelola kekuatan yang Allah berikan. Jika kita manfaatkan potensi yang diberikan ke arah yang positif, maka kita akan memetiknya dalam bentuk positif juga. Sebaliknya, jika kita gunakan potensi yang ada ke arah negatif, maka kita pula yang akan menerima segala akibatnya.

Berdoa dan Tawakal

Jika segala rencana telah kita siapkan dan kita telah berusaha yang terbaik untuk menggapai cita-cita yang kita inginkan, maka kita harus mengiringinya dengan doa dan tawakal kepada Allah swt. Hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan dan kemudahan. Ingatlah bahwa usaha kita hanyalah salah satu ikhtiar, sedangkan hasilnya ada di tangan Allah Swt.

Mari kita selalu berusaha dan berdoa agar semakin hari, kualitas kita semakin baik dan meningkat. Sebelum ajal menjemput kita, kita isi hari-hari kita dengan kebaikan-kebaikan yang ada. Kita harus yakin pada suatu hari nanti amalan kita akan dibalas dengan yang sepadan oleh Allah, dalam sebuah hadis Nabi bersabda:

“Kebajikan tidak akan hilang, dosa tidak akan dilupakan, Tuhan tidak pernah mati, kerjakan apa yang kamu suka, tetapi ingat balasannya akan setimpal dengan apa yang kamu kerjakan.”

Semoga kehidupan kita selalu diberikam anugerah oleh Allah swt.

(Prof. Dr. Salman Abdul Muthalib, Lc, MAg, Guru Besar UIN Ar-Raniry, Khutbah Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, 12 Juli 2024/6 Muharram 1446 H)

Sumber: Gema Baiturrahman

Share:
Komentar

Berita Terkini