Takengon - Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah, Erwin Pratama, S.STP, M.Si, menghadiri acara diseminasi kebijakan tentang Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan limbah organik di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang digelar di Hotel Linge Land pada Jumat pagi (23/08/2024).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Katahati Institute dan Women Entrepreneurship Advocacy (WEA) sebagai bagian dari program Lauser Ecosystem, yang fokus pada pemberdayaan perempuan untuk mengembangkan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Dalam laporannya, Direktur Eksekutif Katahati Institute, Raihal Fajri, menyampaikan bahwa kegiatan diseminasi ini merupakan rangkaian program yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas kelompok perempuan petani yang tergabung dalam Koperasi Perempuan Gayo Sejahtera melalui perumusan kebijakan yang melindungi pengelolaan HHBK.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menghasilkan satu payung hukum yang mengatur pengelolaan HHBK dan limbah organik, sehingga memberikan rasa nyaman dan perlindungan bagi para pengelola,” ujar Raihal.
Ia juga menambahkan bahwa setelah disepakatinya payung hukum tersebut, pihaknya bersama masyarakat Gayo dan pemerintah di kedua kabupaten akan terlindungi dalam menjalankan usaha, terutama yang melibatkan perempuan dan remaja putri dalam mengoptimalkan hasil hutan bukan kayu untuk ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Plh. Sekda Aceh Tengah, Erwin Pratama, memberikan apresiasi tinggi kepada Katahati Institute dan WEA atas dukungan penuh mereka terhadap kegiatan produktif di Aceh Tengah.
“Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan terima kasih atas inisiatif program pengembangan desa mandiri berbasis ekonomi berkelanjutan yang tetap menjaga ekosistem lingkungan,” kata Erwin.
Erwin juga menyebutkan bahwa saat ini proses pembuatan Instruksi Bupati untuk mempercepat dan melindungi potensi HHBK dan limbah organik sedang berjalan. “Ini merupakan capaian yang perlu kita dukung dan kawal bersama, terutama dalam pembentukan regulasi yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan serta melibatkan peran kelompok perempuan lokal,” imbuhnya.
Ia menambahkan, semangat kolaborasi multipihak yang telah dibangun sejak awal diharapkan dapat terus berlanjut, sehingga potensi lokal, seperti buah nanas Gayo Pegasing dan produk turunannya, dapat dikembangkan lebih jauh lagi di dataran tinggi Gayo.
Acara tersebut turut dihadiri oleh perwakilan WEA, Pj. Bupati Bener Meriah, Kepala SKPK Aceh Tengah, Camat Pegasing, Camat Syah Utama, Kepala UPTD KPH 2 dan 3, serta beberapa kelompok perempuan seperti Kelompok Perempuan Gayo Sejahtera, Kelompok Keriga, dan Kelompok Semaren dari Samarkilang.[]