Nasir Djamil : Polisi dan Mahasiswa Terluka Dalam Aksi Unjuk Rasa

Editor: Syarkawi author photo
Nasir DJamil Anggota komisi lll DPR RI


Banda Aceh  Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Nasir Djamil, mengungkapkan keprihatinannya terhadap cara polisi menangani aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak revisi Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Lhokseumawe.

Dalam pernyataannya, Nasir Djamil menyayangkan adanya anggota polisi dan mahasiswa yang terluka saat jalannya aksi Demontrasi tersebut.

Nasir Djamil menegaskan bahwa insiden seperti ini bisa dihindari jika pendekatan yang digunakan oleh aparat keamanan lebih humanis dan dialogis.

Menurutnya, di tengah kerumunan massa, potensi terjadinya cedera baik di pihak aparat maupun demonstran sangat besar. Oleh karena itu, penting bagi polisi untuk menerapkan langkah-langkah preemtif dan preventif yang mengedepankan kemanusiaan dan dialog.

“Pendekatan yang lebih manusiawi dan dialogis sangat diperlukan dalam menghadapi situasi seperti ini,” ujar Nasir Djamil dalam keterangan Persnya kepada Media,Senin 26 Agustus 2024

“Dalam kerumunan massa, siapapun berpotensi untuk terluka, baik itu aparat keamanan maupun demonstran. Karena itu, sangat penting bagi polisi untuk lebih mengutamakan langkah-langkah preventif yang mengedepankan kemanusiaan.”tambahnya

Nasir Djamil juga menekankan bahwa polisi memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban saat unjuk rasa berlangsung.

Namun, ia mengingatkan bahwa tugas ini harus dilakukan dengan bijak dan menghindari penggunaan kekerasan yang berlebihan. Pendekatan represif, menurutnya, hanya akan memperburuk situasi dan meningkatkan ketegangan antara aparat dan demonstran.

Lebih lanjut, Nasir Djamil berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ia mengimbau agar polisi lebih siap dan terlatih dalam menghadapi situasi-situasi demonstrasi, terutama dalam menangani massa yang menuntut perubahan kebijakan pemerintah.

“Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang. Polisi harus lebih siap dan terlatih dalam menghadapi massa, dan yang paling penting, mengutamakan langkah-langkah yang damai,” tutupnya.

Aksi demonstrasi mahasiswa di Lhokseumawe tersebut merupakan bagian dari gelombang protes yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Mahasiswa menolak revisi Undang-undang Pilkada yang dianggap akan mengurangi partisipasi publik dalam pemilihan kepala daerah.
Mahasiswa juga menyerukan agar pemerintah lebih mendengarkan aspirasi rakyat dan tidak mengesampingkan hak-hak demokrasi.

Insiden di Lhokseumawe ini pun menambah daftar panjang konfrontasi antara aparat dan demonstran di tanah air, yang seharusnya bisa dihindari dengan pendekatan yang lebih bijaksana.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini