Peran Baitul Mal Aceh dalam Ajang PON 2024

Editor: Syarkawi author photo

 

Oleh Arif Arham (Amil Baitul Mal Aceh)

Selama tahun 2024, Baitul Mal Aceh telah menyalurkan zakat untuk 2.321 usaha ultra mikro dengan total Rp 6,18 miliar (data per 28 Agustus 2024). Pada saat bersamaan, Aceh sedang mempersiapkan diri menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21. Ajang ini berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara pada 8-20 September 2024. Lalu, bagaimana dua kegiatan ini saling terkait?

Sebelum kita melihat lebih detil peran Baitul Mal Aceh, kita uraikan dulu pengaruh PON dalam mendorong ekonomi Lokal.

A. Bagaimana PON Mendongkrak Ekonomi?

PON bukan hanya ajang adu ketangkasan para atlet dari seluruh Indonesia, namun juga menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah tuan rumah. Dengan digelarnya event olahraga berskala besar ini, berbagai sektor ekonomi turut terdongkrak dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Ada beberapa hal yang membuat acara besar seperti PON Aceh-Sumut dapat mendorong ekonomi lokal.

1. Peningkatan Kunjungan Wisatawan.

  • Pariwisata: PON menarik minat wisatawan dari berbagai daerah untuk datang dan menyaksikan langsung pertandingan. Hal ini berdampak pada peningkatan okupansi hotel, restoran, dan tempat wisata lainnya.
  • Promosi Daerah: Melalui PON, daerah tuan rumah mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan potensi wisata dan budaya lokalnya kepada khalayak yang lebih luas.

2. Pertumbuhan Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

  • Peluang Bisnis: UMKM lokal mendapatkan peluang untuk memasarkan produk dan jasa mereka kepada pengunjung PON, seperti makanan khas, kerajinan tangan, dan souvenir.
  • Kemitraan: Banyak UMKM yang menjalin kemitraan dengan penyelenggara PON untuk menyediakan kebutuhan logistik dan perlengkapan acara.

3. Penciptaan Lapangan Kerja.

  • Sektor Pariwisata: Meningkatnya aktivitas di sektor pariwisata membuka lapangan kerja baru di bidang perhotelan, restoran, transportasi, dan jasa lainnya.
  • Perdagangan: Kehadiran kontingen PON dan penonton dari berbagai daerah di lokasi penyelenggaraan pertandingan dan sekitarnya membuat transaksi perdagangan meningkat. Ini tentu menciptakan peluang kerja baru dan pengembangan usaha yang membutuhkan lebih banyak tenaga kerja.
  • Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur pendukung PON seperti stadion, jalan, dan fasilitas olahraga lainnya juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

4. Peningkatan Pendapatan Daerah.

  • Pajak: Pemerintah daerah memperoleh tambahan pendapatan dari pajak hotel, restoran, dan berbagai jenis pajak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan PON.
  • Investasi: PON dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di daerah tuan rumah, sehingga membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan pendapatan daerah.

Studi Kasus: PON Papua 2020

PON Papua 2020 menjadi contoh nyata bagaimana sebuah event olahraga dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Pembangunan infrastruktur yang masif, peningkatan kunjungan wisatawan, dan pertumbuhan UMKM merupakan beberapa capaian yang berhasil diraih.

B. Bagaimana Peran Baitul Mal Aceh?

Beberapa peran dapat dimainkan Baitul Mal Aceh dalam mendongkrak ekonomi lokal, baik untuk kebutuhan jangka pendek saat PON berlangsung, maupun jangka menengah dan panjang secara berkelanjutan. Peran tersebut adalah

1. Menjadi Mitra Stategis.

  • Pemberian modal usaha: Bantuan modal untuk usaha ultra mikro sebagaimana yang disebutkan di atas adalah wujud kontribusi Baitul Mal Aceh dalam membantu ekonomi lokal. Hal ini menjadi strategis di saat PON berlangsung di Aceh. Artinya, Baitul Mal Aceh telah menjadi mitra strategis UMKM dalam ajang PON.
  • Mempengaruhi peningkatkan daya beli: Bantuan modal ultra mikro dapat meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya di daerah penyelenggaraan PON. Hal ini akan berdampak positif pada perputaran ekonomi lokal.
  • Penciptaan lapangan kerja: Pertumbuhan UMKM yang didukung oleh Baitul Mal Aceh berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Membantu diversifikasi produk lokal: Dengan dukungan modal, UMKM dapat mengembangkan produk-produk baru yang lebih beragam dan berkualitas, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk selama penyelenggaraan PON. UMKM dapat menjadi penyedia berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan selama penyelenggaraan PON, seperti makanan dan minuman, souvenir, serta jasa transportasi.

2. Mendampingi dan Melatih.

  • Program pendampingan: Selain memberikan bantuan modal, Baitul Mal Aceh perlu memberikan program pendampingan yang intensif kepada UMKM, meliputi pelatihan manajemen bisnis, pemasaran, dan produksi.
  • Identifikasi kebutuhan usaha: Mengidentifikasi masalah spesifik yang dihadapi UMKM terkait manajemen bisnis, pemasaran, dan produksi serta mengevaluasi tingkat pemahaman dan keterampilan UMKM dalam ketiga bidang tersebut.
  • Materi pelatihan yang aplikatif: Sesuaikan materi pelatihan dengan kebutuhan yang paling mendesak dan relevan dan dapat diterapkan oleh UMKM dengan membuat modul manajemen bisnis, modul pemasaran, dan modul produksi.
  • Pelatihan oleh lembaga yang kredibel: Baitul Mal Aceh bekerjasama dengan lembaga pelatihan yang memiliki kapasitas dalam memberikan pelatihan manajemen bisnis, pemasaran, dan produksi untuk meningkatkan kualitas produk UMKM.
  • Media belajar yang beragam: Gabungan pelatihan tatap muka dan online untuk fleksibilitas, misalnya dengan workshop manajemen keuangan dengan mengundang akuntan publik untuk memberikan pelatihan tentang cara membuat laporan keuangan sederhana dan menyusun anggaran. Bisa juga berupa pelatihan pemasaran digital untuk membantu UMKM memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk memasarkan produknya. Kunjungan ke lokasi industri/perusahaan besar juga menjadi proses belajar yang menarik untuk melihat praktik terbaik dalam manajemen produksi dan pemasaran.

3. Membantu Pengembangan Jaringan Bisnis

  • Akses pasar: Memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas, baik pasar lokal maupun nasional, misalnya melalui pameran produk UMKM atau kerjasama dengan platform e-commerce.
  • Pembentukan jejaring bisnis: Baitul Mal Aceh dapat bekerjasama dengan instansi lain untuk membantu UMKM menjalin kerjasama dengan pelaku usaha lainnya, baik dari dalam maupun luar Aceh, sehingga memperluas jaringan bisnis mereka.
  • Promosi potensi lokal: Partisipasi UMKM dalam PON dapat menjadi ajang promosi potensi ekonomi lokal Aceh, menarik minat investor dan wisatawan.
  • Kemitraan dengan pemerintah dan swasta: Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah, BUMN, dan perusahaan swasta untuk mendukung pengembangan UMKM, misalnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
  • Memperkenalkan produk lokal: Dengan dukungan Baitul Mal, UMKM lokal tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan, tetapi juga ikut serta dalam kesuksesan PON dan memperkenalkan produk unggulan daerah ke kancah nasional. 

5. Menghubungkan dengan Mitra Sukses

  • Pemerintah: Menghubungkan dengan dinas terkait di bidang koperasi, pariwisata, perdagangan, dan tenaga kerja untuk mendapat dukungan dalam bentuk kebijakan, dana, dan fasilitas.
  • Perguruan Tinggi: Mengajak perguruan tinggi untuk terlibat dalam penyediaan tenaga ahli dan materi pelatihan.
  • Asosiasi UMKM: Berkolaborasi dengan asosiasi UMKM untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha.
  • Dunia Usaha: Melibatkan perusahaan swasta skala besar untuk memberikan pelatihan dan mentorship.

C. Menjaga Keberlanjutan Dampak Positif PON

Agar dampak positif PON dapat dirasakan mustahik Baitul Mal Aceh dalam jangka panjang, perlu dilakukan upaya-upaya berikut:

  • Pengembangan ekonomi lokal berkelanjutan: Memberikan pelatihan yang berkelanjutan, akses permodalan, dan pendampingan bagi UMKM agar dapat terus berproduksi dan bersaing.
  • Diversifikasi produk: Mendorong UMKM untuk mengembangkan produk-produk baru yang memiliki nilai tambah tinggi dan berpotensi menembus pasar yang lebih luas.
  • Kemitraan dengan pelaku usaha besar: Membangun kemitraan antara UMKM dengan pelaku usaha besar untuk memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan daya saing.
  • Kampanye penggunaan produk lokal: Melakukan kampanye secara intensif untuk mendorong masyarakat agar lebih memilih produk lokal. Perlu juga meningkatkan kualitas dan desain produk lokal agar lebih menarik bagi konsumen.
  • Membangun gerai khusus produk lokal: Membuat pasar khusus atau gerai yang menjual produk-produk lokal.

D. Kesimpulan

PON merupakan momentum yang sangat baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Aceh, khususnya mustahik Baitul Mal Aceh. Namun, agar dampak positif PON dapat dirasakan dalam jangka panjang, diperlukan komitmen dan upaya yang berkelanjutan dari semua pihak. Dengan mengembangkan ekonomi lokal yang berkelanjutan, mengembangkan sektor pariwisata berbasis komunitas, dan mempromosikan produk lokal, maka kesejahteraan mustahik Baitul Mal Aceh dapat terus meningkat.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini