Persiapan Kesehatan Jantung untuk Atlet PON XXI Aceh-Sumut

Editor: Syarkawi author photo



Banda Aceh - Berawal dari kejadian di Yogyakarta pada tanggal 30 Juni 2024, terdapat atlet bulutangkis asal Tiongkok yaitu Zhang Zhi Jie yang meninggal dunia secara mendadak saat bertanding bulu tangkis. 

Kejadian tersebut membuktikan bahwa kematian mendadak tidak hanya terjadi pada kelompok yang memiliki penyakit jantung, namun juga dapat terjadi pada kelompok yang sehat. 

Kejadian tersebut sekaligus membangunkan kesadaran pemerintah serta masyarakat tentang pentingnya skrining kesehatan jantung atau kardiovaskuler. 

Oleh karena itu, Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) agar bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) untuk mengatasi masalah tersebut terutama dalam persiapan acara PON XXI Aceh-Sumut yang dikemas dengan nama “PON Cardia”.

RSUDZA, sebagai rumah sakit rujukan provinsi selalu melaju beriringan dengan motto yang melekat yaitu memberi lebih dari yang diharapkan, termasuk pada acara PON XXI Aceh-Sumut. 

Sebelum acara PON XXI Aceh-Sumut berlangsung pada tanggal 8-20 September 2024, diselenggarakan “PON Cardia” yang diketuai oleh Dr. dr. Ridwan, Sp.JP(K) yang bekerjasama dengan KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUDZA, PERKI Aceh yang diketuai dr. Novita, SpJP(K) dan KONI Aceh yang diketuai Abu Razak. 

Pada acara PON Cardia, dilakukan skrining kesehatan dan pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) bagi pelatih.

Skrining kesehatan jantung dan pembuluh darah dilakukan pada 326 atlet di Hotel Langkawi, Jl. Syiah Kuala, Lambaro, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada tanggal 10-11 Agustus 2024. 

Setiap atlet diperiksa tekanan darah atau tensi dan frekuensi nadi. 

Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) atau rekam jantung untuk mengetahui kondisi jantung. Selanjutnya, setiap atlet juga diperiksa denyut arteri femoralis untuk mengetahui adanya kelainan pada pembuluh darah di area kaki.

Tak hanya untuk atlet, sebanyak 30 pelatih juga mendapat pelatihan bantuan hidup dasar (BHD). Pelatihan BHD dilakukan di Hotel Langkawi, Jl. Syiah Kuala, Lambaro, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh pada tanggal 17 Agustus 2024 bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Pelatih dilatih untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada altet seperti resusitasi denyut jantung (RJP) sebelum akhirnya atlet yang henti jantung dilarikan ke rumah sakit.

Kesehatan jantung menjadi sangat penting terutama pada atlet dengan cabang yang memerlukan stamina tinggi. Pemeriksaan jantung ini tidak hanya bertujuan untuk mendeteksi masalah jantung, tetapi dapat menjadi bahan evaluasi dalam menyusun strategi latihan atlet yang terarah dan aman. Gangguan pada jantung yang tidak terdeteksi dari awal dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. 

Diharapkan setelah pemeriksaan dan pelatihan ini atlet dapat berlomba dengan optimal dalam keadaan yang sehat tanpa risiko kesehatan yang membahayakan. RSUDZA, PERKI Aceh, dan KONI berkomitmen untuk terus mengawal kesehatan para atlet dan pihak terkait sampai dengan PON XXI Aceh-Sumut berakhir.


Ns. Eka Tlaga Herawati, S.Kep

Share:
Komentar

Berita Terkini