Lhoksukon - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus berupaya maksimal dalam menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan. Namun, tantangan masih dihadapi terkait keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang belum memadai untuk melayani seluruh wilayah Aceh Utara.
Pj Bupati Aceh Utara, DR Mahyuzar mengapresiasi upaya seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam menangani masalah sampah di daerah kita, terutama dalam kondisi sarana yang terbatas. Menurutnya, ini adalah tantangan besar yang membutuhkan kerja sama dan inovasi dari semua lapisan masyarakat.
“Saya menyadari bahwa keterbatasan sarana menjadi kendala dalam penanganan sampah secara optimal. Namun, saya ingin menekankan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan harus tetap kita jaga.
“Mari kita manfaatkan segala sumber daya yang ada secara maksimal dan mencari solusi-solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Kepala DLHK Aceh Utara, Saifullah, S.Pd, M.Pd, mengakui adanya masalah tumpukan sampah di beberapa titik, seperti yang dilaporkan oleh sejumlah media.
"Kondisi ini sangat mengganggu dan tidak sesuai dengan visi kami untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat Aceh Utara. Pemberitaan dari media sangat membantu dalam meningkatkan kinerja kami untuk menjaga lingkungan," ujar Saifullah.
Merespons laporan tersebut, tim kebersihan DLHK langsung bertindak dengan mengerahkan petugas dan armada untuk membersihkan lokasi-lokasi yang terdampak, termasuk Paya Gaboh, Sawang, dan Tanah Luas.
"Saat ini, sebagian besar lokasi telah berhasil dibersihkan dan kondisinya sudah membaik. Namun, peralatan dan sarana pendukung kami masih jauh dari kata maksimal, sehingga kami harus berupaya mengangkut sampah meski tidak bisa setiap hari," jelasnya.
Saifullah menekankan bahwa masalah sampah ini kompleks dan memerlukan penanganan komprehensif. Beberapa faktor yang menyebabkan penumpukan sampah antara lain peningkatan volume sampah akibat bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi. Saat ini, Aceh Utara menghasilkan sekitar 304 ton sampah per hari, namun hanya 104 ton yang dapat diangkut dengan 25 truk yang tersedia.
"Sampah-sampah tersebut diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terletak di Teupin Keubeu, Jalan Buket Hagu, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara," tambah Saifullah.
Keterbatasan fasilitas dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi kendala. Untuk mengatasi masalah ini secara jangka panjang, DLHK Aceh Utara telah menyusun beberapa langkah strategis, antara lain:
1. Peningkatan frekuensi pengangkutan sampah: Meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah di daerah-daerah rawan penumpukan.
2. Sosialisasi dan edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik.
3. Peningkatan fasilitas: Menambah jumlah tempat sampah umum dan memperluas jangkauan layanan pengangkutan sampah.
4. Kerjasama dengan pihak terkait: Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah desa, kecamatan, serta pihak swasta untuk bersama-sama mengatasi masalah sampah.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh masalah sampah ini. Kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan sampah dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi seluruh masyarakat Aceh Utara. Kami juga mengimbau seluruh masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan. Mari bersama-sama wujudkan Aceh Utara yang bersih dan asri," tutup Saifullah.
Saat ini, DLHK Aceh Utara memiliki 25 unit armada, terdiri dari 17 unit dump truck (8 diantaranya rusak) dan 12 unit kontainer sampah. Jumlah petugas kebersihan sebanyak 262 orang. Angka ini dianggap masih belum maksimal untuk melayani 852 desa di 27 kecamatan di Aceh Utara.[]