Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALDT). Proyek ini dinilai sangat penting bagi masa depan Ibu Kota Provinsi Aceh yang memiliki lahan terbatas.
Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Banda Aceh Ade Surya dalam rapat monev progres pelaksanaan Sanitation Infrastructure and Institutional Support Program (SIIP) akhir semester satu, Senin, 2 September 2024 di pendopo.
Turut hadir di sana, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fadhil, Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Jalaluddin, dan sejumlah Kepala OPD. Hadir pula perwakilan Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR beserta satuan kerja terkait dan Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
Dalam sambutannya, Ade Surya menyatakan komitmen Pemko Banda Aceh untuk meneruskan proyek SPALDT dimaksud. Ia pun meminta jajaran pemerintahannya untuk menyiapkan segala dokumen yang diperlukan.
“Hari ini pemerintah pusat sudah hadir untuk membangun kota kita. Jika ini sukses, tentu membuka peluang bantuan lain lagi ke depan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.
Meskipun banyak tantangan di lapangan, ia optimis proyek bagi kemaslahatan masyarakat itu bisa dirampungkan. “Kalau septitank konvensional memang sudah tidak layak lagi dengan lahan yang semakin terbatas. Mau tidak mau, kita mesti membangun sistem pengolahan air limbah domestik terpusat.”
Setelah selesai dibangun, rencananya SPALDT Banda Aceh akan dikelola oleh Perumdam Tirta Daroy. “Harapannya nanti pemerintah bisa memberikan subsidi bagi perumdam dalam mengelola air limbah ini, sehingga tidak menggerus.biaya operasional pelayanan air bersih,” ujarnya lagi.
Hanya saja, selama pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Banda Aceh, pengerjaan proyek SPALDT disetop untuk sementara waktu. “Area yang belum digali disetop dulu, dan yang sedang berjalan kita rampungkan segera demi kepentingan event nasional ini.”
Meski begitu, ia memastikan pembangunan SPALDT tidak berhenti 100 persen, terutama di instalasi induk. “Di sana tetap dikerjakan. Material yang dibutuhkan pun sudah dipasok ke dalam. Jadi tidak mengganggu penyelenggaraan PON, khususnya cabor layar yang digelar di pantai Gampong Jawa,” ujarnya.
Usai melakukan pertemuan, delegasi Kementerian PUPR bersama tim terkait juga akan melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau progres pembangunan SPALDT di Banda Aceh. “Terima kasih atas kunjungan bapak-ibu. Semoga menambah semangat kami dalam mewujudkan pengelolaan air limbah yang lebih baik di Banda Aceh,” ujar Ade menutup pertemuan. (*)