GELP 2024 di Jakarta: Soroti Terobosan Transformasi Pendidikan Indonesia melalui Kurikulum Merdeka

Editor: Syarkawi author photo

 Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menyambut baik kehadiran 53 pemimpin pendidikan dari 24 negara kawasan Asia Pasifik dan sejumlah negara maju lain yang tergabung dalam Global Education Leaders’ Partnership di Jakarta.

Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyambut baik kehadiran 53 pemimpin pendidikan dari 24 negara kawasan Asia Pasifik dan sejumlah negara maju lain yang tergabung dalam Global Education Leaders’ Partnership (GELP) di Jakarta. Para pemimpin pendidikan tersebut menghadiri pertemuan yang berlangsung pada 14 s.d. 16 Oktober 2024. Mereka juga mendatangi beberapa satuan pendidikan di Jakarta untuk melihat langsung transformasi sistem pendidikan yang dilakukan di Indonesia.
 
Mendikbudristek dalam sambutannya menjelaskan beberapa terobosan besar yang telah dilakukan melalui gerakan Merdeka Belajar. Salah satunya adalah mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis murid. Di samping itu, AN juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.
 
Terobosan lain adalah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela. Jika sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, penerapan Kurikulum Merdeka dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan. “Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” jelas Nadiem.
 
Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30 s.d. 40 persen guna menekankan pembelajaran yang mendalam serta memberikan keleluasaan bagi guru until mengatur ritme dan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid.
 
Selanjutnya, Kemendikbudristek juga menghadirkan terobosan dan transformasi terkait mekanisme penerimaan mahasiswa baru untuk jenjang perguruan tinggi. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik. “Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” terang Nadiem.
 
Mendikbudristek menambahkan, penerapan teknologi digital yang selama ini sudah dilakukan, ke depannya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk pemanfaatan secara berkelanjutan dalam akselerasi transformasi sistem pendidikan. Ia juga mengharapkan platform-platform yang dirancang Kemendikbudristek, meliputi Rapor Pendidikan, ARKAS, SIPLah, dan Merdeka Mengajar, dapat terus dimaksimalkan untuk mendorong perubahan yang masif dalam meningkatkan kualitas pengelolaan satuan pendidikan.

Sumber : Kemendikbudristek

Share:
Komentar

Berita Terkini