Banda Aceh – Rumah Sakit Jiwa Aceh kembali berinovasi dengan meluncurkan program Pelatihan Penerapan Sistem Layanan Bermadrasah Berbasis Terapi Psikoreligius di Ruang Maintenance. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa bagi pasien dengan model pendidikan madrasah dengan mengintegrasikan nilai-nilai religi Islam ke dalam jadwal kegiatan aktivitas harian pasien (09/10/2024).
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 8 – 9 Oktober 2024 ini dibuka oleh Direktur RSJ Aceh, dr. Hanif. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan harapan Pemerintah Aceh untuk menjadikan semua perawatan berbasis syariat Islam.
“Interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien, proses pelayanan medis, pemberian asuhan keperawatan hingga interaksi sosial sesama pegawai di rumah sakit diharapkan dapat menjadi budaya dan kebiasaan yang bernilai Islami,” tegas dr. Hanif.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, dilakukan penyerahan secara simbolis perlengkapan kegiatan Bermadrasah.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber kompeten di bidang keperawatan jiwa, yaitu Ibu Ns. Nurhayati, M.Kep, selaku kepala bidang keperawatan RSJ Aceh yang menyampaikan pengantar mengenai penerapan sistem layanan bermadrasah berbasis terapi psikoreligius. “Program ini selaras dengan kearifan lokal Aceh dan visii RSJ Aceh untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa secara optimal dengan meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien, dan bernuansa Islami,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Bapak Ns. Fauzan, S.Kep, M.Si, sebagai pioneer Sistem Layanan Bermadrasah memaparkan konsep dasar layanan bermadrasah berbasis psikoreligius. Beliau menjelaskan bermadrasah adalah sebuah konsep pendidikan dan juga merupakan singkatan dari berdo’a, membaca alqur’an, dzikir pagi dan petang, shalat serta shalawat (BerMADraSah). Pelayanan yang menekankan pentingnya membentuk rutinitas bagi pasien melalui pendekatan kegiatan-kegiatan religi yang dilaksanakan secara komprehensif dan intensif dalam kegiatan aktivitas harian pasien.
Sementara itu, Ns. Martina, Sp.Kep.Jiwa, menjelaskan instrumen penilaian pasien yang akan digunakan dalam program ini. Instrumen tersebut meliputi asesmen kondisi awal pasien masuk ke ruang maintenace, kemampuan awal bermadrasah, hingga instrumen evaluasi kondisi dan kemampuan bermadrasah pasien persiapan pulang.
Dengan program ini, RSJ Aceh berharap dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang lebih komprehensif dan bermutu, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. []