Jakarta – Kamar Dagang Hangzhou Commerce Indonesia akan membawa 25 pengusaha Cina untuk melakukan audiensi dengan Pemerintah Aceh pada akhir April 2025.
Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang investasi, khususnya di Kabupaten Pidie dan Provinsi Aceh secara umum.
Menurut surat yang diterima pada Rabu, 16 April 2025, dari Sekretaris Jenderal Hangzhou Commerce Indonesia, Dr. Lucyta, kunjungan ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah pusat terkait kedaulatan, ketahanan, kemandirian, dan swasembada pangan.
- Pengembangan sektor pertanian dan perikanan,
- Penyediaan alat-alat berat,
- Investasi di sektor pertambangan,
- Pembangunan dermaga dan cold storage,
- Pembangunan perumahan sederhana, dan
- Pengembangan fasilitas silo untuk mendukung ketahanan pangan.
Selain itu, delegasi ini akan didampingi oleh Ny. Sara Quek, seorang pengusaha asal Malaysia, yang akan memberikan solusi terkait pengelolaan sampah di Aceh.
“Setelah beberapa kali kunjungan dan bertemu dengan tokoh-tokoh Aceh, saya menyadari bahwa Aceh memiliki alam yang subur, masyarakat yang ramah, dan peluang besar untuk investasi global,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kepemimpinan Gubernur H. Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur H. Fadhlullah, SE, yang dinilainya telah menciptakan iklim yang mendukung investasi.
“Saat kunjungan bulan lalu, saya bahkan menginap di hotel di pedalaman Geumpang, Kabupaten Pidie. Hotelnya bersih dan nyaman, masyarakatnya juga sangat ramah,” tambahnya.
“Mereka telah membangun komunikasi yang baik dengan kami sehingga meyakinkan para pengusaha untuk berinvestasi di Aceh,” katanya.
Penanaman ini dijadwalkan pada akhir bulan April, dengan harapan panen pada bulan Juli dapat dihadiri oleh Presiden RI, Jenderal (Purn.) H. Prabowo Subianto, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Dari Tiro, kita ukir sejarah baru untuk menjadikan Pidie sebagai lumbung pangan Indonesia. Targetnya adalah 4 kali panen dalam setahun dengan masa panen 60 hingga 75 hari,” jelas Prof. Ali Zum, pengurus Masyarakat Petani Pupuk Organik (Maporina) Indonesia.
Dengan berbagai program ini, Aceh diharapkan dapat kembali bangkit dan menjadi wilayah yang produktif, inovatif, dan menarik bagi para investor global.[]