Gempa Bumi dan Tsunami di SMA 6 dan SD Negeri 71 Banda Aceh Dalam Rangka Memperingati HKB

Editor: Syarkawi author photo


BANDA ACEH – Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang jatuh pada 26 April, Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh memfasilitasi simulasi kesiapsiagaan bencana di dua sekolah di Banda Aceh, yakni SMA Negeri 6 Banda Aceh, Lamjabat, dan SD Negeri 71 Banda Aceh, Mibo, pada Sabtu (26/4/2025).

Kegiatan simulasi dimulai pukul 10.00 WIB, diawali dengan bunyi sirene sebagai tanda terjadinya gempa. 

Guru dan siswa yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar segera berlindung dengan melindungi kepala dan mencari tempat yang lebih aman.

Setelah itu, siswa diarahkan oleh guru menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Beberapa guru juga melakukan simulasi evakuasi bagi siswa yang "terluka" ke tempat yang aman.

Simulasi di SMA Negeri 6 Banda Aceh

Kepala SMA Negeri 6 Banda Aceh, Khairurazi, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif pihak sekolah dengan melibatkan Forum PRB Aceh sebagai fasilitator.

“Tujuan utama dari simulasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa dan guru, serta mempromosikan budaya keselamatan dan pengurangan risiko bencana di sekolah. Harapannya, kami dapat meminimalkan risiko dan menyelamatkan siswa-siswa kami jika terjadi bencana seperti gempa bumi,” ujar Khairurazi.

Simulasi di SD Negeri 71 Banda Aceh

Berbeda dengan SMA Negeri 6, simulasi di SD Negeri 71 Banda Aceh dilakukan secara mandiri, tanpa sosialisasi dan persiapan sebelumnya. 

Kepala sekolah, Khamisah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa tujuan simulasi ini adalah untuk melatih siswa dan guru agar mampu merespons bencana gempa bumi dengan cepat dan tepat.

“Saat sirene berbunyi, siswa segera melindungi kepala menggunakan tas masing-masing dan bergerak menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Kami ingin membiasakan mereka untuk tetap tenang dan bertindak sesuai prosedur keselamatan,” jelas Khamisah.

Ia menambahkan bahwa simulasi semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran semua pihak. “Dengan simulasi ini, kita dapat mengurangi risiko bencana dan memastikan keselamatan seluruh siswa dan guru,” ungkapnya.

Harapan dan Tujuan

Simulasi kesiapsiagaan bencana ini diharapkan dapat menciptakan budaya keselamatan dan pengurangan risiko bencana di lingkungan sekolah. 

Dengan demikian, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar dan berkembang, sekaligus siap menghadapi berbagai potensi bencana alam di masa mendatang.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini